Cerita Pendek Singkat - Bisikan Bunga Sakura
"Angin musim semi membawa aroma bunga sakura yang menyentuh hatiku. Di antara kelopak-kelopak bunga yang lembut, kisah sedihku bermula. "
Di sekolah, aku bertemu dengan cinta pertamaku, Sakura. Nama yang sama dengan bunga yang menjadi saksi bisikanku. Sayangnya, takdir berkata lain. Sakura jatuh sakit, sebuah penyakit yang mengoyak harapanku.
Suatu hari, ketika sinar matahari meluncur lembut ke dalam kelas, aku mendekati Sakura yang sedang duduk di sudut. "Apa yang kau rasakan?" tanyaku, khawatir.
Sakura tersenyum lemah. "Seperti bisikan angin melalui daun sakura, aku merasakan kehidupan yang singkat," ucapnya.
Setiap hari, aku duduk di samping tempat tidur Sakura, mendengarkan bisikan lemahnya. "Mengapa hidup seperti bunga sakura yang hanya tahan sebentar?" tanyaku pada suatu hari.
"Bunga sakura memperindah dunia, meski hanya sebentar. Begitu juga hidup kita, memberi warna sekejap dalam aliran waktu," jawabnya sambil tersenyum.
Cinta kami tumbuh, tetapi bunga sakura di luar jendela mulai layu bersama harapanku. Dalam suatu petang, ketika senja menyapa, aku menatap mata Sakura dengan ketakutan dalam hati. "Bisakah kau tetap bersamaku?" pintaku.
Sakura menggenggam tanganku lembut. "Saat bunga sakura gugur, aku akan pergi," ucapnya sambil mengusap pipiku lembut.
Hari-hari berlalu, dan Sakura semakin melemah. Bisikan bunga sakura semakin redup, dan dalam satu malam yang dingin, bunga itu benar-benar gugur. "Sampai jumpa, cinta," bisik Sakura saat detak jantungnya meredup.
Sekarang, setiap kali angin musim semi membawa aroma bunga sakura, aku merindukan bisikan-bisikan yang pernah mengisi hatiku. Bunga sakura hanya bisu, mengingatkanku pada kehilangan yang terlalu dalam untuk diucapkan. Tetapi di antara kelopak-kelopak yang gugur, kenangan cinta kami tetap hidup, mekar seperti bunga sakura dalam hatiku.