Cerita Pendek Singkat - Kucing Terlantar
"Di antara gedung-gedung yang menjulang di kota yang tak pernah berhenti, aku, kucing yang terlantar, menjalani hidup di sudut jalan yang diabaikan"
Di antara gedung-gedung yang menjulang di kota yang tak pernah berhenti, aku, kucing malang yang terlantar, menjalani hidup kesepian di sudut jalan yang sering diabaikan. Bulu lembutku yang dulu berkilau kini terlihat kusam oleh debu jalanan, dan mata cokelatku mencerminkan kesedihan yang mendalam, seolah menjadi cermin hati yang penuh duka.
Suatu hari, hujan deras turun dengan gemuruh, memaksa aku mencari tempat berteduh di bawah atap yang retak. Tetesan hujan membasahi tubuhku yang gemetar karena dingin dan kesepian. Tanpa tempat berlindung yang nyaman, aku merindukan kehangatan yang dulu pernah kurasakan di pelukan tuanku yang penuh kasih sayang.
Setiap langkahku di jalanan penuh liku ini menjadi perjuangan untuk bertahan hidup. Mencari sisa-sisa makanan di tong sampah adalah rutinitas harian yang melelahkan. Hari-hari panjang diisi dengan kesendirian dan rasa kehilangan yang semakin dalam.
Matahari terbenam dengan penuh pesona, namun sinarnya tak mampu menerangi jalanku yang gelap. Aku duduk di sana, mencoba mencari hangat di dalam diriku yang semakin lemah. Lampu-lampu kota mulai menyala, dan orang-orang bergegas pulang ke rumah mereka, tanpa memberi perhatian pada kehadiranku yang hampir tak terlihat.
Malam-malam berlalu begitu sepi, hanya diisi oleh desir hujan dan suara langkah kaki yang melewatiku tanpa perasaan. Aku merasa terpinggirkan, seperti bayangan yang terlupakan di kota yang tak pernah tidur. Kehidupanku di jalanan ini seperti menyanyikan lagu kesedihan yang tak pernah berakhir.
Saat malam berganti pagi, tubuhku yang lemah tak lagi mampu bergerak. Aku merunduk di pojok jalan, menatap tak berarti ke arah yang tak berujung. Dinginnya aspal di bawah tubuhku menjadi pengingat betapa rapuhnya hidupku. Dalam kesendirian terakhirku, aku merasakan hembusan angin dingin menyapu tubuhku yang rapuh, seolah memberiku sapaan perpisahan.
Di saat-saat terakhir hidupku, hanya ada kehampaan yang menyertai. Tak seorang pun menyadari bahwa seekor kucing kecil telah kehilangan segalanya di tengah kehidupan yang keras ini. Sesaat sebelum mataku meredup, hanya angin dingin yang menyaksikan perpisahanku dengan dunia yang tak pernah memperhatikanku. Aku menutup mata dengan perasaan kesepian yang tak terucapkan, meninggalkan dunia ini tanpa meninggalkan jejak yang berarti.
#Cerita Pendek Singkat Untuk Anak-anak
#Cerita Pendek Singkat Untuk Anak Remaja