Cerita Pendek Singkat - Senja Terakhir Di pantai
"Aku, seorang gadis remaja duduk di tepi pantai, menatap matahari yang perlahan terbenam di ufuk barat. Langit tampak begitu indah, dihiasi warna-warni"
Aku, seorang gadis remaja berusia 16 tahun, duduk di tepi pantai, menatap matahari yang perlahan terbenam di ufuk barat. Langit tampak begitu indah, dihiasi warna-warni yang memukau. Ada warna jingga, kuning, merah, dan ungu. Seolah-olah langit sedang menari-nari dengan indah.
Aku selalu suka datang ke pantai saat senja. Bagiku, senja adalah waktu yang paling indah di dunia. Saat itu, segalanya terasa begitu tenang dan damai. Aku bisa melupakan segala masalah yang ada dan hanya menikmati keindahan alam.
Aku lahir dan besar di kota kecil ini. Pantai ini adalah tempat favoritku sejak kecil. Aku sering datang ke sini bersama ayah dan ibuku. Kami bermain pasir, berenang di laut, dan menangkap kepiting.
Pantai ini telah menjadi saksi bisu perjalanan hidupku. Aku pernah bahagia, pernah sedih, pernah marah, dan pernah kecewa di pantai ini. Pantai ini telah menjadi tempatku untuk mencurahkan perasaanku.
Besok, aku akan pindah ke kota lain untuk melanjutkan sekolah. Aku akan meninggalkan pantai ini dan semua kenangan yang ada di dalamnya. Aku merasa sedih dan kehilangan.
Aku berdiri dan berjalan menyusuri pantai. Aku ingin menikmati senja ini sepuas-puasnya. Aku ingin mengabadikan kenangan ini dalam hati.
Aku berhenti di depan sebuah pohon kelapa. Aku duduk di bawah pohon kelapa itu dan menatap langit dengan penuh kekaguman.
"Terima kasih, pantaiku," kataku dalam hati. "Kau telah memberikanku banyak kenangan indah."
Aku menutup mata dan menikmati suara deburan ombak. Aku merasakan angin sepoi-sepoi membelai rambutku. Aku merasa begitu damai dan bahagia.
Aku tahu, aku akan selalu merindukan pantai ini. Namun, aku juga tahu, aku akan selalu membawa kenangan indah ini kemanapun aku pergi.
Aku menatap langit senja. Aku merasa sedih dan rindu. Aku ingin kembali ke masa lalu, saat aku masih bisa menikmati senja di pantai ini.
Aku menghela napas panjang. Aku tahu, itu hanya sebuah mimpi.
Aku berdiri dan berjalan pulang. Aku meninggalkan pantai ini dengan hati yang hampa.