Cerita Pendek Singkat - Rubah yang Licik dan Anak Ayam
"Rubah tersenyum. Ia tahu bahwa ia bisa dengan mudah menangkap anak ayam tersebut. Rubah mendekati anak ayam tersebut. Ia berbicara dengan suara lembut"
Rubah tersenyum. Ia tahu bahwa ia bisa dengan mudah menangkap anak ayam tersebut.
Rubah mendekati anak ayam tersebut. Ia berbicara dengan suara yang lembut.
"Hai, anak ayam," kata rubah. "Bagaimana kabarmu?"
Anak ayam itu terkejut. Ia tidak pernah bertemu rubah sebelumnya.
"Aku baik-baik saja," jawab anak ayam itu. "Terima kasih."
"Kau terlihat sangat kesepian," kata rubah. "Maukah kau bermain denganku?"
Anak ayam itu ragu-ragu. Ia tidak tahu apakah ia bisa mempercayai rubah tersebut.
"Ya," kata anak ayam itu akhirnya. "Aku mau bermain denganmu."
Rubah tersenyum lagi. Ia tahu bahwa ia telah berhasil.
Rubah dan anak ayam itu mulai bermain bersama. Mereka berlarian di sekitar hutan.
Anak ayam itu mulai bersenang-senang. Ia lupa bahwa ia sedang berada di dekat rubah.
Tiba-tiba, rubah berhenti. Ia menatap anak ayam itu dengan tatapan yang tajam.
"Aku lapar," kata rubah. "Aku ingin memakanmu."
Anak ayam itu ketakutan. Ia ingin berlari, tetapi ia tidak bisa. Rubah berdiri di depannya, menghalangi jalannya.
"Tolong," kata anak ayam itu. "Jangan makan aku."
"Kau tidak bisa lari dariku," kata rubah. "Aku akan memakanmu sekarang."
Rubah membuka mulutnya lebar-lebar. Ia siap untuk memakan anak ayam itu.
Tiba-tiba, seekor burung elang terbang di atas mereka. Burung elang itu melihat apa yang terjadi.
"Hentikan!" teriak burung elang.
Rubah terkejut. Ia tidak menyangka bahwa ada yang akan mengganggunya.
"Apa urusanmu?" tanya rubah.
"Kau tidak boleh memakan anak ayam itu," kata burung elang. "Dia masih kecil."
Rubah marah. Ia tidak suka diperintahkan oleh siapa pun.
"Dia milikku sekarang," kata rubah. "Aku akan memakannya."
Burung elang tidak mau menyerah. Ia terbang turun dan menyerang rubah.
Rubah dan burung elang berkelahi dengan sengit. Mereka saling cakar dan menggigit.
Anak ayam itu ketakutan. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Tiba-tiba, anak ayam itu punya ide. Ia berlari ke belakang rubah dan mencakar kaki rubah.
Rubah kesakitan. Ia melepaskan anak ayam itu dan berbalik untuk menyerang anak ayam itu.
Burung elang mengambil kesempatan ini. Ia menyerang rubah dari belakang.
Rubah tidak bisa melawan lagi. Ia kalah.
Burung elang membawa anak ayam itu terbang ke tempat yang aman.
Anak ayam itu sangat berterima kasih kepada burung elang. Ia telah menyelamatkan nyawanya.
"Terima kasih," kata anak ayam itu. "Kau telah menyelamatkan hidupku."
Burung elang tersenyum. Ia senang bisa membantu.
"Sama-sama," kata burung elang. "Kau harus berhati-hati di masa depan."
Anak ayam itu mengangguk. Ia telah belajar pelajaran berharga dari pengalaman ini.
Daftar Isi
- Petualangan Sang Penjelajah Kecil
- Misteri Pulau Ajaib
- Si Kucing yang Bisa Berbicara
- Batu Permata Pengabul Keinginan
- Petualangan si kelinci Di Puncak Gunung
- Petualangan Rudi, Sang Nelayan Cilik
- Persahabatan Rara dan Peri Penjaga Taman
- Kerbau yang Sombong dan Keledai yang Bijaksana
- Rubah yang Licik dan Anak Ayam
- Keberanian dan Kehati-hatian